Senin, 19 Desember 2011

GEOTROPISME DAN FOTOTROPISME


FOTOTROPISME DAN GEOTROPISME
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan 

Secara etimologis, tropisme berasal dari bahasa Yunani yaitu tropos yang memiliki makna berputar. Tropisme adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yang arahnya mendekati/menjauhi sumber rangsangan, terbagi menjadi dua, yaitu:  tropisme positif dan negatif.
Saat ini telah ditemukan beberapa macam tropisme berdasarkan sumber stimulus atau rangsangannya. Gerakan tropisme ada beberapa macam, yaitu:
1.      Fototropisme
Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat diamati pada tumbuhan yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah datangnya cahaya.
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
2.      Geotropisme
Gerak geotropisme adalah gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh arah tumbuh menuju pusat gravitasi bumi. Gerakan bisa melawan gravitasi (negatif) ataupun mengikuti alur gaya gravitasi (positif).
3.      Tigmotropisme
Gerakan membentuk sulur yang melilit pada objek yang lebih keras. Contoh: ada pada tanaman anggur dan timun.
4.      Kemotropisme
Gerakan rangsangan terhadap bahan-bahan kimia, contoh: bila akar sudah mendeteksi unsur hara.
5.      Hidrotropisme
Gerakan tumbuhan mendekati sumber air. contoh: akar tumbuhan selalu mendekati sumber air.
6.      Gravitropisme
pertumbuhan sel-sel tanaman karena dipengaruhi oleh gravitasi. Bila suatu benih diletakkan dalam keadaan sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah.
Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan tunas adalah gravitropisme negatif. Gravitropisme ini akan berfungsi setelah terjadi perkecambahan biji. Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan statolit.
Statolit adalah plastida khusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar.
7.      Skototropisme
Berasal dari bahasa Yunani, skotos yang berarti kegelapan, kekelaman. Skototropisme adalah pergerakan pertumbuhan ke arah kegelapan.
8.      Termotropisme
Merupakan pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa panas atau perubahan panas. Salah satu contoh termotropisme adalah pertumbuhan daun tanaman Rhododendron yang dapat menjadi keriting dan menunduk ke bawah apabila suhu lingkungan mencapai -1 °C. Hal ini diduga merupakan salah satu cara menghindari kekeringan daun di musim dingin dan mencegah pembukaan stomata. Pada pagi hari di musim dingin, daun Rhododendron akan menunduk ke arah bawah karena adanya kenaikan suhu yang disebabkan sinar matahari pagi. Akibatnya, membran selular yang membeku akan mencair dan peristiwa ini terjadi berulang-ulang setiap hari pada musim dingin. Untuk menghindari kerusakan membran selular karena peristiwa pencairan-beku berulang, daun tanaman ini akan menghadap ke bawah dan keriting. Sebagian dari ujung batang tanaman akan tumbuh dan bergerak ke arah sumber panas apabila suhunya rendah, namun bila suhunya tinggi, ujung batang akan menjauhi sumber panas tersebut. Sementara itu, pertumbuhan akar terhadap rangsangan panas belum ditemukan dengan jelas karena setiap tanaman memiliki karakteristik pergerakan pertumbuhan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
Gerak Nasti merupakan gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak ini disebabkan oleh perubahan tekanan turgor.
Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti.
1.      Fotonasti                                                                                       Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan matahari. Contohnya, pada bunga pukul empat. Bunga pukul akan mekar pada sore hari karena rangsangan cahaya matahari pada saat itu. Arah mekarnya bunga tersebut tidak dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya matahari yang datang dari arah barat.
2.      Termonasti                                                                                    Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Seperti yang terjadi pada bunga tulip, terbukanya (mekarnya) bunga tulip terjadi pada hari-hari hangat yaitu pada musim semi.
3.      Tigmonasti                                                                                    Tigmonasti adalah gerak pada tumbuhan yang terjadi karena adanya sentuhan. Contohnya gerak pada putri malu. Apabila daun tumbuhan putri malu disentuh, terutama daunnya disentuh pelan-pelan, maka daun akan bergerak menutup seperti layu. Dalam waktu tertentu setelah sentuhan daun akan kembali normal. Bila sentuhan diperkeras maka gejala seperti layu bertambah banyak, demikian pula waktu pemulihannya akan semakin lama. Daerah sentuhan yang paling peka adalah di daun atau sendi daun.
Gerak taksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah. Gerak taksis terdiri dari Fototaksis dan kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya, Contohnya pada ganggang hijau. Gerak fototaksis terjadi pada ganggang hijau Chlamydomonas yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dimana justru Chlamydomonas dengan tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menjauhi cahaya. Dengan demikian terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif kemudian menjadi gerak fototaksis negatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan intensitas cahaya, yaitu tumbuhan akan mendekati cahaya sebelum melebihi batas toleransinya dan akan menjauhi bila telah melebihi batas toleransinya.
Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya pada sel gamet tumbuhan lumut. Gerak taksis terjadi juga pada sel gamet tumbuhan lumut. Spermatozoid pada arkegonium juga bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel gamet betina.
C.    Alat dan Bahan
1.      Lempengan kaca
2.      Kertas merang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar